Laman

Senin, 07 November 2011

Kehamilan

A.           Kehamilan
1.      Definisi
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. (Prawirohardjo, 2006). Kehamilan adalah suatu proses yang dimulai dari konsepsi sampai mulainya persalinan atau lahirnya janin (Mochtar, 2000). Kehamilan normal merupakan kehamilan yang tidak mengalami gejala-gejala atau kelainan maupun komplikasi (Saifudin, 2002).
Berdasarkan perdapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kehamilan adalah suatu proses yang dimulai dari konsepsi sampai mulainya persalinan atau lahirnya janin dan tidak mengalami kelainan atau komplikasi.
2.      Pembagian Kehamilan
Menurut Prawirohardjo (2006), kehamilan dibagi dalam tiga triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai tiga bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai enam bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai sembilan bulan.

3.      Lama Kehamilan
Oval: 6Menurut Prawirohardjo (2006), lamanya kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu atau sembilan bulan tujuh hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir, dengan perhitungan sebagai berikut:
a.       Kehamilan sampai 28 minggu dengan berat janin 1000 gram bila berakhir disebut keguguran.
b.      Kehamilan 29 sampai 36 minggu bila terjadi persalinan disebut premature.
c.       Kehamilan berumur 37 sampai 42 disebut aterm.
d.      Kehamilan melebihi 42 minggu disebut kehamilan lewat waktu atau postdatism (serotinus).
4.      Tujuan Asuhan Antenatal
Menurut Prawirohardjo (2006), tujuan asuhan antenatal yaitu:
a.         Memantau  kemajuan  kehamilan  untuk  memastikan  kesehatan ibu dan tumbuh kembang anak,
b.         Meningkatkan  dan  mempertahankan fisik, mental, dan sosial ibu dan bayi,
c.         Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan,
d.        Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu  maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin,
e.         Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian asi eksklusif.
f.          Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam  menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.

5.      Perubahan Fisiologi Dan Psikologi Wanita Hamil
a.         Perubahan Pada Traktus Genetalia
1).      Uterus Atau Rahim
            Menurut Farrer (2001), pada akhir kehamilan, uterus yang biasanya beratnya 50 gram menjadi 100 gram dan ukuran dari yang biasanya panjang 80 centi meter (cm), lebar lima cm, tebal tiga cm menjadi panjangnya 30 cm, lebar 22 cm, tebal 20 cm). Bila pertumbuhan janin normal maka Tinggi Fundus Uteri (TFU) pada kehamilan 28 minggu sekurang-kurangnya 25 cm, pada 32 minggu 27 cm, pada 36 minggu 30 cm, dan pada kehamilan 40 minggu fundus uteri turun kembali dan terletak kira-kira tiga jari di bawah processus xipoideus (px).  Hal ini disebabkan kepala janin yang ada pada primigravida turun dan masuk ke dalam rongga panggul.  Pada trimester tiga akhir istmus lebih panjang  menjadi bagian korpus uteri dan berkembang menjadi segmen bawah rahim. 
            Pada kehamilan 28 minggu fundus uteri terletak tiga jari di atas pusat atau  sepertiga jarak antara pusat ke px.  Pada kehamilan 32 minggu fundus uteri terletak pertengahan pusat dan px.  Pada kehamilan 36 minggu fundus uteri terletak kira-kira satu jari dibawah px ( Wiknjosastro, 2002).


2).      Indung Telur (Ovarium)
            Kehamilan mengakibatkan, indung telur yang mengandung korpus luteum  gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna pada umur 16 minggu yaitu mengeluarkan estrogen dan progesterone (Prawiroharjo, 2007).
3).      Segmen Bawah Rahim
            Farrer (2001), mengatakan uterus akan membentuk dua buah segmen selama kehamilan, segmen bawah uterus berkembang dari bagian atas kanalis servikalis setinggi osteum interna bersama-sama isthmus uteri.  Segmen bawah lebih tipis dari segmen atas dan menjadi lunak serta berdilatasi selama minggu-minggu terakhir sehingga memungkinkan segmen tersebut menampung presenting bagian janin.  Servik bagian bawah baru menipis dan meregang setelah persalinan.
4).      Serviks
            Serviks mengalami perubahan karena peningkatan hormon estrogen.  Jika korpus uteri mengandung lebih banyak jaringan otot, maka servik lebih banyak mengandung jaringan ikat yang mengandung kolagen. Akibat peningkatan kadar estrogen dan adanya hipervaskularisasi maka konsistensi serviks menjadi lunak (Wiknjosastro, 2002).

5).      Vagina (Liang Senggama) Dan Vulva
            Vagina dan vulva tampak lebih merah agak kebiru-biruan, akibat hipervaskularisasi yang disebabkan oleh hormon estrogen.  Warna lipid pada vagina dan serviks disebut tanda chadwick (Wiknjosastro, 2002).
b.         Payudara
Perubahan pada payudara yang membawa fungsi laktasi disebabkan oleh peningkatan hormon estrogen, progesteron, laktogen, plasenta dan prolaktin.  Cairan jernih ditemukan dalam payudara empat minggu, dan kolostrum dapat dikeluarkan pada usia 16 minggu.  Payudara terus tumbuh sepanjang kehamilan, ukuran beratnya hingga mencapai 500 gram untuk masing-masing payudara. Areola menjadi lebih gelap dan dikelilingi kelenjar sebasea menonjol (tuberkel Montgomery) terlihat kehamilan 12 minggu (Farrer, 2001).  Pada kehamilan trimester tiga, payudara semakin penuh dan terdapat nyeri tekan (Pusdiknakes, 2003).
c.         Perubahan Pada Peredaran Darah
Sirkulasi darah ibu pada kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi ke plasenta. Uterus yang terus membesar dengan pembuluh darah yang lain yang memang berfungsi berlebihan dalam kehamilan.  Volume darah ibu dalam kehamilan bertambah secara fisiologi dengan adanya pencairan darah yang disebut hidremia. Peningkatan eritrosit yang lebih rendah dari pada penambahan volume plasma menyebabkan konsentrasi hemoglobin dalam darah menjadi lebih rendah (Wiknjosastro, 2002).
Cardiac output maternal meningkat sekitar 30 sampai 50 pesen dan mencapai kadar maksimum selama kehamilan trimester satu dan dua serta tetap tinggi sampai persalinan.  Pada akhir kehamilan dapat terjadi hambatan pada vena cava saat ibu terlentang sehingga dapat mengakibatkan sindrom hipotensi dan penurunan tekanan darah serta gejala-gejala seperti pusing, mual, dan rasa ingin pingsan (Pusdiknakes, 2003).
d.        Perubahan Pada Sistem Pernapasan
Uterus yang membesar akan mendorong diafragma ke atas sehingga mengubah bentuk thoraks. Respirasi meningkat untuk mendapatkan lebih banyak oksigen yang diperlukan, keadaan ini akan menimbulkan sedikit hiperventilasi (Wiknjosastro, 2002).
e.         Perubahan Pada Sistem Pencernaan
Konstipasi sering terjadi yang disebabkan oleh penurunan motilitas usus sehingga memerlukan waktu lebih lama untuk menyerap cairan.  Heartburn biasanya hanya terjadi pada satu atau dua bulan dalam esopagus bagian bawah. Progesteron menyebabkan relaksasi sfingter kardiak pada lambung dan mengurangi motilitas lambung dan pengosongan lambung.  Demikian pula, tekanan mekanis yang timbul dari bawah akibat uterus yang membesar akan menggeser lambung ke atas (Farrer, 2001).
f.          Perubahan Kulit
Kelenjar hipofise anterior yang dirangsang oleh kadar estrogen yang tinggi akan meningkatkan sekresi hormon MSH (Melanofor Stimulating Hormone).  Akibat yang ditimbulkan oleh peningkatan kadar MSH bervariasi menurut warna kulit wanita (Farrer, 2001).
g.         Perubahan Kerja Hormon
Menurut Farrer (2001), perubahan kerja hormon adalah sebagai berikut :
1).    Estrogen
Merupakan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan uterus, pertumbuhan payudara, retensi air dan natrium, pelepasan hormon hipofisis.
2).    Progesteron
Mempengaruhi tubuh ibu melalui relaksasi otot polos, relaksasi jaringan ikat, kenaikan suhu, pengembangan ductus lactifeerus  dan alveoli, perubahan sekretori dalam payudara.
3).    Hormon-Hormon Plasenta Lainnya
Hormon lactogenik plasenta meningkatkan pertumbuhan menstimulasi perkembangan payudara dan mempunyai peranan yang sangat penting dalam metabolisme lemak.  Relaksin memberikan efek relaksan khususnya pada jaringan ikat.
h.         Perubahan Metabolisme
            Basal Metabolisme Rate (BMR) pada wanita hamil meningkat hingga 15 sampai 20 persen yang umumnya ditemukan pada trimester tiga. Pada trimester terakhir janin membutuhkan 30 sampai 40 gram kalsium untuk membentuk tulang-tulangnya.  Diperkirakan 0,2 sampai 0,7 gram kalsium tertahan dalam badan untuk keperluan semasa kehamilan, ini kiranya telah cukup untuk pertumbuhan janin, tanpa menggaggu kalsium ibu. Pada kehamilan 14 sampai 38 minggu ditemukan banyak sekali enzim pitonase dalam darah ibu yang membuat oksitosin tidak aktif, sedangkan berat badan wanita hamil akan naik-kira-kira antara 6,5 kg sampai 16,5 kg rata-rata 12,5 kg.
            Kenaikan berat badan itu terjadi terutama dalam kehamilan 20 minggu terakhir, sehingga berat badan hanya naik dua kg tiap bulan, sesudah kehamilan 20 minggu.  Protein juga diperlukan sekali dalam kehamilan untuk perkembangan badan, alat kandungan, mammae, dan untuk janin. Diperkirakan satu gram protein setiap kilogram berat badan dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari (Wiknjosastro, 2002).


i.           Perubahan Psikologis Pada Ibu Hamil
            Menurut Pusdiknakes (2003), gangguan yang mungkin dialami ibu hamil yaitu :
1).      Trimester Satu
Data psikososial yang perlu dikaji pada trimester satu adalah :
a).  Penerimaan keluarga khususnya pasangan suami istri terhadap kehamilannya,
b). Bagaimana perubahan kehidupan sehari-hari,
c).  Bagaimana reaksi keluarga terhadap perubahan tersebut,
d). Bagaimana cara keluarga memberi dorongan kepada ibu hamil,
e).  Siapa yang akan bertanggungjawab terhadap perawatan bayi,
Hal-hal yang perlu mendapat perhatian pada masa ini adalah :
a).    Mual dan muntah
b).    Pengaruh obat terhadap janin
c).    Perubahan body image atau citra tubuh (khususnya bagi ibu hamil yang masih remaja atau muda),
d).   Kebutuhan nutrisi.


2).      Trimester Dua
Pada masa ini, ibu hamil dan keluarga memasuki masa transisi yaitu dari masa menerima kehamilan ke masa persiapan kelahiran dan menerima bayi. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada masa ini adalah :
a).    Peningkatan tekanan darah dan berat badan,
b).    Rasa ketidaknyamanan,
c).    Aktifitas seksual.
3).      Trimester Tiga
Kehamilan merupakan suatu krisis yang mematangkan dan dapat menimbulkan stress, oleh karena itu wanita harus siap memasuki fase baru dan mempunyai tugas penting untuk memelihara janinnya sampai cukup bulan dan menghadapi persalinan.
Trimester tiga sering disebut juga sebagai periode menunggu dan waspada sebab pada saat ini, ibu tidak sabar menunggu kelahiran bayinya dan merasa khawatir bila bayinya akan lahir sewaktu-waktu, sehingga ibu meningkatkan kewaspadaan terhadap tanda dan gejala persalinan. Saat ini juga merupakan saat persiapan aktif untuk kelahiran bayinya dan menjadi orang tua.  Beberapa ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul saat persalinan dan mulai merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya sehingga ibu akan kehilangan perhatian yang diterimanya selama kehamilan.  Pada trimester inilah ibu memerlukan dukungan dari suami, keluarga dan bidan.
6.      Komplikasi Pada Kehamilan Trimester Tiga
Menurut Wiknjosastro (2002), adalah sebagai berikut :
a.          Persalinan Prematuritas
            Persalinan prematuritas yaitu persalinan yang terjadi diantara umur kehamilan 28 sampai 36 minggu dengan berat badan kurang dari 2500 gram.  Sebab persalinan prematuritas :
1).      Hamil dengan perdarahan, kehamilan ganda.
2).      Kehamilan disertai komplikasi (Pre-Eklamsia, Eklamsia).
3).      Kehamilan disertai komplikasi penyakit ibu (hipertensi, penyakit ginjal, penyakit jantung, kurang gizi).
b.         Kehamilan Ganda
            Kehamilan ganda dapat terjadi apabila seorang hamil mempunyai faktor keturunan kembar dalam keluarga, perut terasa cepat membesar, keluhan hamil muda lebih berat dan gerakannya dirasa lebih banyak.
c.          Kehamilan Dengan Perdarahan
4).      Plasenta Previa
          Plasenta previa adalah keadaan dimana implantasi plasenta sedemikian rupa sehingga menutupi sebagian atau seluruh mulut rahim.
5).      Solutio Plasenta
Salutio plasenta adalah lepasnya plasenta dari implantasi yang normal (fundus uteri) sehingga menunjukkan rasa sakit dan gangguan nutrisi pada janin.
6).      Perdarahan Vasa Previa
Perdarahan vasa previa adalah penyilangan pembuluh darah pada mulut rahim yang berasal dari insersio felamentosa plasenta.
d.         Kehamilan Dengan Ketuban Pecah Dini
            Kehamilan dengan ketuban pecah dini yaitu pecahnya ketuban sebelum inpartu yaitu bila pembukaan pada primi kurang dari tiga dan pada multi kurang dari lima cm.
e.          Kehamilan Dengan Kematian Janin Dalam Rahim
            Gerakan janin merupakan tanda bahwa janin hidup sehat.  Berkurang atau menghilangnya gerakan janin dapat dirasakan oleh ibu yang merupakan tanda janin mengalami kematian janin dalam rahim.
f.          Kehamilam Lewat Waktu
            Kehamilan lewat waktu yaitu kehamilan yang melewati 294 hari atau lebih dari 42 minggu.



g.         Kehamilan Dengan Pre-Eklampsia dan Eklampsia
            Kehamilan dengan pre-eklampsia dan eklampsia kumpulan gejala yang terdiri dari trias HPE (Hipertensi, Protein Uria dan Edema) dan klasifikasi sebagai berikut :
1).      Pre-eklamsia Ringan
          Tanda dan gejala pre-eklamsi antara lain tekanan darah 140 per 90 (140 / 90) mmHg atau kenaikan tekanan darah sistolik 30 mmHg dan diastolik 15 mmHg.  Pengeluaran protein urin 0,3 gr per-liter atau kualitatif positif (+) satu sampai possitif (+) dua, edema (bengkak pada kaki, tangan dan lainnya), dan kenaikan berat badan lebih dari satu kg per-minggu.
2).      Pre-eklamsia Berat
          Pre-kelampsia berat merupakan kelanjutan dari pre-eklampsia ringan, dengan tanda dan gejala antara lain tekanan darah 160 per 110 (160 / 110) mmHg atau lebih, kadar protein urin lebih dari lima gram dalam 24 jam, terjadi penurunan produksi urin kurang dari 400 mili liter (ml) per 24 jam, edema paru-paru dan cianosis dan terasa sesak nafas, serta nyeri daerah perut.



7.      Fisiologi Pertumbuhan Janin
             Menurut Pusdiknakes (2001), fisiologi pertumbuhan janin dan perubahan-perubahan maternal adalah sebagai berikut :
a.          Minggu 0 (Nol)
Perkembangan janin yang terjadi yaitu, sperma membuahi ovum, yang kemudian membagi dan masuk ke dalam uterus serta menempel pada hari ke-11. Perubahan maternal belum terlihat.
b.         Minggu Keempat Atau Bulan Pertama
Perkembangan janin yang terjadi yaitu, terbentuk tulang belakang, otak dan saraf tulang belakang, selain itu jantung, sirkulasi darah dan pencernaan terbentuk. Embrio kurang dari 0,64 cm.
 Perubahan maternal yang terjadi yaitu, ibu amenore, payudara menjadi nyeri dan membesar, serta kelelahan dan sering kencing mulai terjadi, berlangsung sampai tiga bulan. Hormon Corionic Gonadrotopin (HCG) dalam urin dan serum selama sembilan hari setelah konsepsi.
c.          Minggu Kedelapan Atau Bulan Kedua
Perkembangan janin yang terjadi yaitu,  jantung mulai memompa darah. Anggota badan terbentuk dengan baik, raut muka dan bagian utama otak dapat dilihat, telinga terbentuk dari lipatan kulit, serta tulang dan otot yang kecil terbentuk di bawah kulit yang tipis.
Perubahan maternal yang terjadi yaitu, mual dan muntah terjadi sampai 12 minggu, uterus berubah dari bentuk buah pear menjadi globular. Tanda hegar dan goddel muncul, servik fleksi, leukhorroea meningkat, ibu mungkin terkejut atau senang dengan kehamilannya. Penambahan berat badan tidak terlihat.    
d.         Minggu Ke-12 Atau Minggu Ketiga
Perkembangan janin yang terjadi yaitu, embrio menjadi janin, Denyut Jantung Janin (DJJ) dapat dilihat di Ultra Sonografi (USG). Gerakan pertama dimulai selama minggu ke-12. Jenis kelamin dapat diketahui dan ginjal memproduksi urin.
Perubahan maternal yang terjadi yaitu, muncul tanda Chadwick. Uterus naik di atas simpisis pubis. Kontraksi Braxton Hicks muncul, kenaikan berat badan sekitar satu sampai dua kg selama trimester pertama. Plasenta sekarang berfungsi penuh dan memproduksi hormon.
e.          Minggu Ke-16 Atau Bulan Keempat
Perkembangan janin yang terjadi yaitu, sistem musculoskeletal sudah matang, sistim saraf mulai melaksanakan kontrol. Pembuluh darah berkembang dengan cepat. Tangan janin dapat menggenggam, kaki menendang dengan aktif, dan semua organ mulai matang. Berat janin sekitar 0,2 kg. DJJ dapat didengar melalui doppler. Pankreas memproduksi insulin.
Perubahan maternal yang terjadi fundus teraba di pertengahan pusat dan simpisis. Berat badan ibu bertambah 0,4 sampai 0,5 kg per-minggu selama sisa kehamilan. Ibu mempunyai lebih banyak energi. Diameter biparietal dapat diukur dengan USG. Sekresi vagina meningkat, akan tetapi normal jika tidak gatal, iritasi atau berbau busuk. Pakaian ibu menjadi ketat, tekanan pada kandung kemih dan kandung kencing berkurang.
f.          Minggu Ke-20 Atau Bulan Kelima
Perkembangan janin yang terjadi yaitu, vernik melindungi tubuh, lanugo menutupi tubuh dan menjaga minyak pada kulit. Alis, bulu mata dan rambut terbentuk. Janin membuat jadwal yang teratur untuk tidur, menelan dan menendang.
Perubahan maternal yang terjadi yaitu, fundus teraba dua sampai tiga jari di bawah pusat. Payudara mulai mensekresi kolostrum. Kantung ketuban menampung 400 mili liter (ml) cairan. Ibu mulai merasakan seperti akan pingsan dan pusing, terutama jika berubah posisi secara mendadak. Varices pembuluh darah mulai terjadi, dan terjadi kram pada kaki serta terjadi konstipasi.   
g.         Minggu Ke-24 Atau Bulan Keenam
Perkembangan janin yang terjadi yaitu, kerangka berkembang dengan cepat karena peningkatan aktifitas sel pembentukan tulang. Perkembangan pernapasan sudah dimulai. Berat janin 0,7 sampai 0,8 kg.
Perubahan maternal yang terjadi yaitu, fundus teraba setinggi pusat, ketidaknyamanan yang muncul seperti kram dan sakit punggung. Perubahan kulit yang terjadi berupa stiae gravidarum, chloasma, linea nigra, jerawat, mimisan, dan gatal-gatal pada abdomen karena pembesaran uterus dan kulit meregang.
h.         Minggu Ke-28 Atau Bulan Ke Tujuh
Pekembangan janin yang terjadi yaitu janin bisa bernapas, menelan dan mengatur suhu. Surfactan  terbentuk dalam paru-paru, mata mulai membuka dan menutup. Panjang fetus 40 sampai 43 cm, kulit merah dan keriput, bila lahir seperti orang tua kecil (little old man), dengan perkiraan berat janin kurang dari 1800 gram.
Perubahan maternal yang terjadi yaitu fundus teraba tiga jari diatas pusat. Hemorroids dapat terjadi, pernapasan thorac menggantikan pernapasan abdominal, garis bentuk janin teraba. Ibu merasa lelah menjalani kehamilan dan ingin menjadi ibu. Ibu juga merasakan rasa panas dalam perut.   
i.           Minggu Ke-32 Atau Bulan Kedelapan
Perkembangan janin yang terjadi yaitu, simpanan lemak coklat berkembang di bawah kulit untuk mengisolasi kelahiran bayi. Bayi tumbuh menjadi 38 sampai 43 cm, bayi mulai menyimpan zat besi, kalsium dan fosfor.
Perubahan maternal yang terjadi yaitu, fundus teraba pertengahan pusat px, payudara penuh dan lunak, Ibu mengalami sering kencing, kaki bengkak, sulit tidur dan dyspnea.
j.           Minggu ke-38 atau bulan kesembilan
Perkembangan janin yang terjadi yaitu, seluruh uterus digunakan oleh bayi, sehingga ia tidak bisa bergerak atau berputar banyak. Antibody ibu ditransfer ke bayi, hal ini akan memberikan kekebalan untuk enam bulan pertama sampai sistim kekebalan bayi bekerja sendiri.
Perubahan maternal yang terjadi yaitu, penurunan bayi kedalam pelvic. Plasenta setebal hampir empat kali waktu ia berusia 18 minggu dan beratnya 0,5 sampai 0,6 kg. Ibu ingin sekali melahirkan bayinya. Ketidaknyamanan yang muncul berupa sakit punggung, sering kencing, dan Braxton hick yang disebabkan karena servik dan segmen bawah urin mempersiapkan persalinan.
8.      Penatalaksanaan Ibu Hamil Trimester Tiga
a.          Pengawasan Wanita Hamil
1).          Pengertian
            Menyiapkan fisik dan mental sebaik-baiknya serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas sehingga pada masa tersebut keadaan ibu dan anak sehat dan normal baik secara fisik maupun mental (Wiknjosastro, 2002)
2).          Tujuan
            Mengenali dan menangani penyulit-penyulit yang mungkin dalam kehamilan, persalinan dan nifas.
1).    Mengenali dan mengobati penyulit-penyulit yang      mungkin diderita sedini mungkin.
2).    Menurunkan angka mortalitas ibu dan anak
3).    Memberikan nasihat-nasihat tentang cara hidup sehari-hari dan keluarga berencana, kehamilan, persalinan, nifas, dan laktasi (Pundiknakes, 2001).
b.         Kebijakan Program Pelayanan Asuhan Antenatal
Menurut Prawirohardjo (2006), pelayanan antenatal dengan standar tujuh T, yang terdiri dari :
1).    Timbang berat badan
2).    Ukur Tekanan darah
3).    Ukur Tinggi fundus uteri
4).    Pemberian imunisasi TT (Tetanus Toksoid) lengkap
5).    Pemberian Tablet besi, minimum 90 tablet selama kehamilan
6).    Tes terhadap penyakit menular
7).    Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan.
c.         Jadwal Pemeriksaan
Menurut Prawirohardjo (2006), kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit empat kali selama kehamilan, yaitu :
1).    Satu kali pada triwulan pertama,
2).    Satu kali pada triwulan kedua,
3).    Dua kali pada ttriwulan ketiga.
d.        Tujuan Pemeriksaan Antenatal
Menurut Pundiknakes (2001), tujuan pemeriksaan pada kunjungan pertama (kurang dari 14 minggu) yaitu :
1).    Membangun hubungan saling percaya antara bidan dengan ibu,
2).    Mendeteksi masalah yang bisa diobati sebelum bersifat mengancam jiwa,
3).     Mencegah masalah seperti neonatal tetanus, anemia, dan penggunaan praktik tradisional yang merugikan,
4).    Memulai kesiapan kelahiran dan kesiapan menghadapi komplikasi,
5).    Mendorong perilaku hidup sehat seperti gisi, latihan dan kebersihan serta istirahat.
Menurut Wiknjosastro  (2002), jadwal kunjungan ulang selama hamil trimester tiga adalah setiap dua minggu dan sesudah 36 minggu tiap seminggu.
Kunjungan kedua (24 sampai 28 minggu) dan kunjungan ketiga (32 minggu) dilakukan untuk :
1).    Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya.
2).    Penapisan pre-eklampsia, gemeli, infeksi alat reproduksi dan saluran perkemihan.
3).    Mengulang perencanaan persalinan.
Menurut Saifuddin (2002), kunjungan keempat (36 minggu akhir kehamilan) :
1).      Sama seperti kunjungan kedua dan ketiga
2).      Mengenali adanya kelainan letak
3).      Memantapkan rencana persalinan
4).      Mengenali tanda-tanda persalinan
e.       Promosi Kesehatan
1).    Imunisasi TT
           Vaksin tetanus antenatal dapat menurunkan kematian bayi dan ibu karena tetanus. Jadwal pemberian suntikan tetanus adalah sebagai berikut, menurut WHO ibu hamil harus mendapat vaksin TT sedikitnya dua kali injeksi TT, diberikan pertama dan kedua kali pada empat minggu kemudian. Jika ada waktu untuk dosis yang ketiganya diberikan dua minggu sebelum kelahiran (Pusdiknakes, 2003).
2).    Zat Besi
           Zat besi penting untuk mengkompensasi peningkatan volume darah yang terjadi selama kehamilan dan untuk memastikan pertumbuhan dan perkembangan janin yang adekuat.  Selama hamil ibu memerlukan paling sedikit 90 tablet atau 800 mg zat besi (30 sampai 50 mg sehari) yang diminum secara teratur dan dengan memastikan kecukupan serta keseimbangan makanan yang mengandung zat besi seperti misalnya daging terutama hati dan jeroan, telor, kacang tanah, kacang-kacangan dan sayuran berdaun hijau (Pusdiknakes, 2003). 
           Teh, kopi, susu, suplemen kalsium dan telor akan mengurangi penyerapan zat besi apabila diminum bersamaan.  Ikan dan minuman seperti jus jeruk akan membantu penyerapan zat besi (Jordan, 2002).
3).    Persiapan Persalinan
           Menurut Pusdiknakes (2003), rencana persalinan adalah rencana tindakan yang dibuat oleh ibu, anggota keluarga dan bidan.  Rencana ini biasanya tidak tertulis, namun lebih hanya sekedar diskusi untuk memastikan bahwa ibu dapat menerima asuhan yang diperlukan.  Lima komponen rencana persalinan yaitu :
                                                             (a).    Membuat rencana persalinan meliputi tempat persalinan, memilih tenaga kesehatan terlatih, bagaimana menghubungi tenaga kesehatan tersebut, bagaimana transportasi ke tempat persalinan, berapa banyak biaya yang dibutuhkan dan bagaimana cara mengumpulkan biaya tersebut, siapa yang akan menjaga keluarganya jika ibu tidak ada.
                                                            (b).    Membuat rencana pengambilan keputusan jika terjadi kegawatdaruratan pada saat pengambilan keputusan utama tidak ada.
                                                             (c).    Mempersiapkan sistem transportasi jika terjadi kegawatdaruratan.
                                                            (d).    Membuat rencana atau pola menabung
                                                             (e).    Mempersiapkan perlengkapan yang diperlukan untuk persalinan.
f.       Tanda-Tanda Yang Harus Dilaporkan
            Menurut Farrer (2001), pasien diinformasikan agar segera memberitahu dokter atau rumah sakit jika menemukan tanda-tanda berikut ini pada setiap stadium selama kehamilan :
1).    Perdarahan dari vagina
2).    Pengeluaran cairan yang baunya berbeda dengan bau urine dari vagina
3).    Setiap rasa nyeri yang hebat
4).    Gerakan janin yang berlebihan atau cepat dan abnormal
5).    Setiap nyeri perut yang nyata atau nyeri mau haid
6).    Tidak ada gerakan janin.  Bayi harus bergerak paling sedikit tiga kali dalam periode tiga jam (Pusdiknakes, 2003)
7).    Suhu tubuh yang tinggi, menggigil
8).    Vomitus yang berlebihan
9).    Sakit kepala yang hebat di daerah frontalis
10).   Penglihatan kabur
11).   Urine yang keluar sedikit (selama beberapa jam)
12).   Kesulitan atau rasa sakit ketika buang air kecil.
13).   Pembengkakan pada kaki, tangan atau muka
g.      Pemeriksaan Ulang
            Menurut Salmah et. al (2006), beberapa hal yang dilakukan pada pemeriksaan ulang kehamilan antara lain : 
1).    Anamnesa yang berkaitan dengan keluhan yang dirasakan ibu hamil fisiologi saat ini atau kemungkinan adanya keluhan hamil yang mengarah pada keadaan patologis.
2).    Keluhan pasien dikaji berdasarkan gejala yang dirasakan pasien pada trimester tiga. Menyangkut di dalamnya masalah-masalah yang dialami pada ibu hamil trimester tiga yaitu antara lain edema dependent, striae gravidarum, haemoroid, keputihan, keringat bertambah, konstipasi, kram pada kaki, sesak nafas dan varises pada kaki maupun vulva, nyeri punggung (Pusdiknakes, 2003). Nyeri punggung disebabkan karena perubahan sikap badan dan pada kehamilan yang lanjut, karena titik berat badan pindah ke depan disebabkan perut yang membesar. Ini diimbangi dengan lordose yang berlebih dan sikap ini dapat menimbulkan spasmus dari otot-otot pinggang, dan semua itu fisiologis apabila tidak mengganggu aktivitas (Pundiknakes, 2001).
3).    Pemeriksaan fisik keadaan umum maupun pemeriksaan obstertri, bila perlu lakukan periksa dalam dan pemeriksaan Ultra Sonografi (USG).
4).    Pengkajian keadaan psikologi ibu
5).    Pemeriksaan laboratorium baik rutin maupun khusus yang dianggap perlu.
6).    Menegakkan diagnosis akhir apakah kehamilan berjalan normal, terhadap penyakit kehamilan, terjadi komplikasi kehamilan, atau kehamilan tergolong risiko tinggi terhadap diagnosa yang telah ditegakkan.
7).    Pada kehamilan normal, menentukan jadwal pemeriksaan ulang, melanjutkan vaksinasi, memberikan tambahan obat yang menunjang, vitamin, memerlukan pemeriksaan laboratorium ulang dan memberikan nasihat yang dipandang perlu.
8).    Pada pemeriksaan fisik kunjungan ulang trimester tiga, dilakukan pengukuran berat badan, tekanan darah, pengukuran tinggi fundus uteri menggunakan pita ukur, palpasi abdomen untuk mendeteksi kehamilan ganda, manuver leopold untuk mendeteksi kelainan letak (setelah 36 minggu), dan pemeriksaan denyut jantung janin.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar